20.8 C
New York
Minggu, Oktober 19, 2025

Buy now

spot_img

Bupati Amalia Tegaskan di Sarasehan FORDEM : “Saya Bukan Pesulap, Tapi Kami Sedang Menyiapkan Lompatan Banjarnegara”

Infoberitanasional.com-Banjarnegara, Udara malam di Pendopo Dipayudha Adigraha, Jumat (17/10/2025), berubah menjadi hangat dan penuh energi dialog.
Di ruang yang sarat simbol sejarah itu, Forum Demokrasi (FORDEM) Banjarnegara menghadirkan Sarasehan Publik bertema “Dana Terbatas, Inovasi Tak Terbatas” — sebuah forum refleksi yang tak sekadar bicara, tapi menguji seberapa serius Banjarnegara ingin melompat lebih jauh.
FORDEM menempatkan diri sebagai ruang berpikir publik, tempat pemerintah, DPRD, dan masyarakat duduk setara menakar kinerja, menilai arah kebijakan, dan menyalakan ide-ide segar untuk memperkuat Pendapatan Asli Daerah (PAD).
Hadir dalam forum itu Bupati Banjarnegara dr. Amalia Desiana, Wakil Bupati Wakhid Jumali, pimpinan DPRD, OPD, TNI-Polri, aktivis, ormas, akademisi, dan mahasiswa.
Empat fokus utama menjadi poros diskusi: evaluasi kebijakan publik, pengawasan partisipatif, inovasi daerah, serta sinergi kolaboratif pemerintah dan rakyat.

FORDEM : Ketika Kritik Menjadi Energi Perubahan
Dalam sambutannya, Mawing Goso, Pembina FORDEM Banjarnegara, menegaskan bahwa forum ini bukan ruang keluhan, melainkan ruang penyadaran.
“Kita tidak berkumpul untuk mencari siapa yang salah, tapi untuk memastikan Banjarnegara tidak berhenti berjalan,” ujarnya.
Mawing mengingatkan, keterbatasan fiskal tidak boleh menjadi penghalang kemajuan.
“Dana boleh terbatas, tapi daya pikir dan daya juang tak boleh terbatas. Kemajuan tidak ditentukan oleh besar kecilnya anggaran, tapi oleh kecerdasan mengelolanya untuk kesejahteraan rakyat,” tegasnya.
Ia menekankan bahwa FORDEM bukan sekadar kelompok pengawas, melainkan mitra reflektif yang menjaga arah moral dan rasional pemerintahan.
“Transparansi bukan ancaman bagi pejabat, tapi jembatan bagi kepercayaan publik. Partisipasi rakyat bukan gangguan politik, tapi sumber energi pembangunan,” tandas Mawing.
FORDEM juga mendorong lahirnya inovasi sektor riil — dari pertanian hingga ekonomi kreatif, dari pariwisata hingga digitalisasi layanan publik — agar Banjarnegara tidak lagi bergantung pada dana transfer pusat.

Amalia : Saya Bukan Pesulap, Tapi Kami Sedang Menata Lonjakan
Ketika mikrofon berpindah ke tangan Bupati dr. Amalia Desiana, suasana forum berubah lebih tegas namun tetap hangat.

Amalia berbicara bukan dengan retorika, tapi dengan realitas.
“Saya bukan pesulap yang bisa mengubah semuanya dalam sekejap. Tahun 2025 ini kami sedang menata fondasi, dan 2026 kami bersiap berlari lebih cepat,” ujar Amalia, disambut tepuk tangan peserta.
Ia tidak menutupi fakta bahwa Banjarnegara mengalami penurunan transfer daerah sekitar Rp165 miliar. Namun, di balik angka itu, ia melihat peluang — bukan alasan.
“Dengan dana terbatas, kita harus berpikir lebih tajam dan bergerak lebih kreatif. Pemerintahan bukan soal besarnya uang, tapi efektivitas hasil yang dirasakan masyarakat,” tegasnya.
Amalia menegaskan, lima misi besar kepemimpinan Amalia–Wakhid tetap menjadi arah pembangunan daerah :
1. Membangun infrastruktur dan pelayanan publik yang lebih merata.
2. Mendorong pertumbuhan ekonomi berbasis potensi lokal.
3. Meningkatkan kualitas pendidikan, kesehatan, dan kesejahteraan sosial.
4. Menjaga kelestarian lingkungan dan pembangunan berkelanjutan.
5. Memperkuat tata kelola pemerintahan yang transparan dan berintegritas.
Sementara 10 program unggulan, mulai dari jalan kabupaten mulus, insentif guru keagamaan, pembiayaan bergulir bagi UMKM, hingga pengembangan kawasan industri hijau, menjadi pijakan konkret RPJMD Banjarnegara.
“Program ini bukan daftar keinginan, tapi peta kerja yang kami jalankan dengan disiplin. Tidak ada yang instan dalam pembangunan. Semua butuh arah, kerja keras, dan waktu,” ujar Amalia lugas.

Demokrasi Cerdas dan Kritik yang Menyembuhkan
Di penghujung acara, Amalia menyampaikan apresiasi kepada masyarakat Banjarnegara yang menjaga ruang demokrasi tetap teduh dan beradab.
“Saya bersyukur masyarakat kita kritis tapi santun. Kritik yang jernih tidak melemahkan pemerintah, justru menguatkan arah kebijakan,” ucapnya.
Ia menekankan, iklim sosial yang aman dan kondusif menjadi modal utama untuk menarik investasi.
Salah satu langkah strategis yang kini dijalankan adalah menjadikan Kalibening sebagai kawasan potensial investasi, karena kedekatannya dengan Kawasan Industri Batang.
“Hasilnya belum spektakuler, tapi fondasinya sudah terbentuk. Investor hanya datang ke daerah yang serius, stabil, dan terbuka. Dan Banjarnegara sedang membuktikan itu,” kata Amalia optimistis.

Banjarnegara, Antara Realitas dan Harapan
Sarasehan FORDEM malam itu berakhir tanpa euforia berlebihan, tapi meninggalkan kesan kuat: bahwa Banjarnegara sedang menapaki perubahan dengan langkah yang lebih realistis dan terukur.
FORDEM menutup dengan satu kalimat reflektif :
“Perubahan tidak lahir dari keajaiban, tapi dari kesadaran dan keberanian menempuh jalan panjang.”
Banjarnegara boleh saja punya dana terbatas — tapi dengan kepemimpinan yang berani dan rakyat yang berpikir jernih, daerah ini sedang membuktikan: inovasi tak punya batas.

Related Articles

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Stay Connected

0FansSuka
0PengikutMengikuti
0PelangganBerlangganan
- Advertisement -spot_img

Latest Articles