![]()
Bengkulu Tengah Indoberitanasional.com — Proyek Pembangunan Optimasi Lahan Non Rawa Rehab Jaringan irigasi sumber Dana, Tugas Pembantu ( TP ) Provinsi Bengkulu,dengan nilai kontrak pagu anggaran sebesar Rp 427.073.000. sebanyak 4 titik tahun 2025 yang dikelola di Ketuai 1 seluruh kegiatan oleh Gapoktan Teratai,Gabungan perkelompok tani yang ada di desa Srikuncoro Kecamatan Pondok Kelapa Kabupaten Bengkulu Tengah Provinsi Bengkulu, diduga kuat dikuasai oleh oknum Ketua Kelompok tani dan oknum tertentu pelaksananya terindikasi asal jadi demi mar’up ke untungan lebih besar.
Dalam pelaksanaan kegiatan pekerjaan proyek juga yang mengatur untuk anggaran masing masing kelompok Tani yang ada Diduga dikendalikan oleh Oknum Ketua Kelompok Tani Teratai Gapoktan dan oknum tertentu yang mengendalikan 4 kelompok tani, Pembangunan Optimasi Lahan Non Rawa Rehab Jaringan irigasi Trisier Desa Srikuncoro diduga tidak sesuai perencanaan dan spesifikasi terkesan asal jadi demi mar’up ke untungan lebih besar Pada Tahun anggaran 2025 yang berlokasi di Desa Sri Kuncoro Kecamatan Pondok Kelapa Kabupaten Bengkulu Tengah Provinsi Bengkulu.
Pekerjaan Gapoktan Diduga kuat dikuasai oleh oknum Ketua Kelompok tani dan oknum tertentu dalam pelaksana proyek tersebut dijadikan sebagai tempat ajang untuk mencari keuntungan lebih besar.Proyek yang dikerjakan 4 kelompok diduga kuat tidak sesuai spesifikasi teknis dan juga menggunakan matrial pasir pantai (Red pasir laut) yang tidak ada galian C dan pengadukan tersebut terlihat tampa memakai bak adukan dan langsung di atas tanah,pemasangan batu pondasi terindikasi masih berlumpur tanpa memperdulikan kualitas fisik bangunan.
Pasalnya”berdasarkan Pantauan dan investigasi Tim awak media di lapangan,pada tanggal 13 November,dan pada tanggal 24 November 2025, setelah melakukan investigasi kegiatan dilapangan dan hasilnya sangat mencengangkan dan cenderung dikerjakan asal jadi bahkan Ironisnya terlihat diduga kuat mengunakan matrial pasir laut dan cara mengadukan tampa memakai bak adukan langsung di atas tanah tampa mengedepankan mutu dan kualitas, terlihat diduga pemasangan batu pondasi di atas lumpur tidak menggunakan pasir Uruk untuk menahan beban pondasi,Pelaksanaan proyek pekerjaan saluran irigasi yang di Ketuai oleh kelompok Tani teratai di Desa Srikuncoro diduga tidak sesuai perencanaan dan spesifikasi/RAB, terkesan asal jadi demi mar’up ke untungan lebih besar oleh oknum kelompok tertentu.
Pada pemasangan batu pondasi di 4 area diduga berlumpur yang masih tergenang air penggalian struktur pondasi patut di pertanyakan berapa kedalaman galian pondasi tanpa memperdulikan kualitas dan maupun spesifikasi pekerjaan.Terlihat para pekerja di menggunakan K3 yang diatur dalam undang tenaga kerja,karna setiap pekerjaan menggunakan dana pemerintah wajib menggunakan K3, apa lagi para pekerja saat di tanya tidak terlalu paham dalam pelaksanaan pengerjaan,terkait Volume pekerjaan yang sedang dikerjakan,menyampaikan kepada tim awak media, mengenai sumber dana dan juga Volume bangunan proyek tersebut, papan Informasi proyek yang tidak terpasang,mengatakan pelaksanan proyek ini langsung saja temui Ketua Kelompok nya saja pak dan juga sebagai tangung jawab masalah dana anggaran untuk kelompok tani kami,kami menerima dana 107.000,000 dan dilapangan kami cuma terima matrial dan gaji pekerja,untuk masalah yang lain kami tidak tau takut salah jawab, ungkapnya sembari sebagai petanggung jawab ketua kelompok juga
Semakin kuat dugaan menunjukan banyak kecurangan dan di kerjakan tidak sesuai spesifikasi berpotensi terjadi adanya penyimpangan anggaran dan kurangnya transparansi publik, hingga memicu terjadinya marak Up Dijadikan Tempat Mencari keuntungan oleh Oknum tertentu.
Gustin,Sebagai Ketua Kelompok Tani Teratai,saat di mintai keterangan oleh awak media menjelaskan bahwa papan informasi proyek tu hanya 1 papan proyek untuk sebanyak 4 titik, tetapi setiap 1 pekerjaan yang di kerjakan kelompok tani berbeda namanya dan dijadikan 1 papan proyek aja dan untuk volume hampir sama cuma berbeda sedikit, untuk anggaran dana 11/12 saja, tidak jauh berbeda, tergantung volume panjang nya.Lebih lanjut ia menjelaskan kalau yang titik ini kurang lebih 60 Meter dan di tempat titik lainnya,ada yang 64 meter,48 meter dan 55 meter kalau dana nya hampir sama tergantung dengan Volume panjang nya untuk pencairan ini baru 70% tinggal 30 % lagi yang belum dicairkan pak”ujar Gustin ketua keseluruhan kelompok tani,
Semakin kuat dugaan adanya indikasi penyimpangan dalam pelaksanaan pekerjaan proyek pembangunan Optimasi Lahan Non Rawa Rehab Jaringan irigasi Trisier yang lebih mengejutkan papan informasi proyek dijadikan 1 tanpa penjelasan transparansi publik volume pekerjaan ataupun anggaran untuk per Titik nya, proyek ini dinilai sangat janggal tidak seperti proyek pemerintah lainnya yang mengunakan anggaran negara.
Pewarta : SS,


